Karena saya paham kalian nyari ini untuk apa, jadi dibawah ini sudah saya sediakan link filenya yang dapat kalian unduh
Disusun Oleh:
1.
Suaedah (115040247)
2.
Rachmat Faturachman (115040253)
3.
Villy Viman Elfitry (115040258)
4.
Indriyani Utami (115040261)
Kelas
: 3 Akuntansi I
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2018
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2.2.2 Akun Imprest
2.2.5 Ekuivalen Kas
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
audit mengenai “Audit atas Saldo Kas”.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan
maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya
bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Cirebon, 28
April 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas merupakan
satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus kecuali persediaan dan
pergudangan. Jadi, masuk akal untuk mempelajari bidang audit ini paling akhir karena bukti yang
diakumulasi untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian dalam siklus
lainnya. Sebagai contoh, jika pemahaman auditor mengenai pengendalian internal
dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran menyebabkannya yakin untuk mengurangi penilaian
risiko pengendalian serendah mungkin, auditor dapat mengurangi pengujian atas
perincian saldo akhir kas. Akan tetapi, jika auditor menyimpulkan bahwa
penilaian risiko pengendalian harus lebih tinggi, pengujian akhir tahun yang
ekstensif mungkin diperlukan.
Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, tetapi klien juga dapat melakukan kesalahan yang
tidak disengaja.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Hubungan
antara Kas di Bank dengan Siklus Transaksi?
2.
Apa Saja Jenis-jenis
Akun Kas?
3.
Bagaimana Pengujian
Audit atas Akun Kas Umum?
4.
Bagaimana Pengujian
Audit atas Rekening Bank Penggajian Imprest?
5.
Bagaimana Pengujian Audit atas Kas Kecil
Imprest?
1.3
Tujuan
1.
Mampu Menunjukkan Hubungan
antara Kas di Bank dan Siklus Transaksi.
2.
Mampu Mengidentifikasi Jenis
Akun Kas yang Digunakan oleh Entitas Bisnis.
3.
Mampu Menjelaskan
Mengenai Pengujian Audit atas Akun Kas Umum.
4.
Mampu Menjelaskan
Mengenai Pengujian Audit atas Rekening Bank Penggajian Imprest.
5.
Mampu Menjelaskan
Mengenai Pengujian Audit atas Kas Kecil Imprest.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kas di Bank dan
Siklus Transaksi
Pembahasan singkat
mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya memiliki
peran ganda:
1.
Hal tersebut
menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi dalam
audit kas.
2.
Hal tersebut membantu
kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang memadukan berbagai siklus
transaksi.
Gambar Hubungan antara Kas di Bank dan Siklus
Transaksi
Gambar
hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi mengilustrasikan hubungan di
antara berbagai siklus transaksi, dengan titik fokusnya pada akun kas umum
(“Kas di bank”). Dengan memeriksa gambar tersebut, tampak jelas mengapa akun
kas umum dianggap signifikan dalam hampir semua audit, meskipun saldo akhirnya
tidak material. Jumlah kas yang mengalir
masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali lebih besar daripada jumlah
kas yang mengalir untuk akun lainnya dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, kas
lebih rentan digelapkan ketimbang jenis aktiva lainnya karena sebagian besar
aktiva lainnya itu harus dikonversikan menjadi kas agar dapat digunakan.
Dalam
audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo
pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi
apakah kas yang tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua
transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut. Jadi, jauh lebih mudah
memverifikasi rekonsiliasi saldo di rekening bank klien dengan buku besar umum,
tetapi bagian yang signifikan dari total audit perusahaan melibatkan verifikasi
apakah transaksi kas dicatat dengan benar. Sebagai contoh, masing-masing dari
salah saji berikut akhirnya menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau
kegagalan untuk menerima kas, tetapi biasanya tidak ada yang akan ditemukan
sebagai bagian dari audit rekonsiliasi bank:
1.
Kegagalan menagih
pelanggan.
2.
Penggelapan kas dengan
memotong penerimaan kas dari pelanggan sebelum penerimaan itu dicatat, dengan menghapus
akun sebagai piutang tak tertagih.
3.
Salinan pembayaran
faktur pemasok.
4.
Pembayaran yang tidak
semestinya berupa pengeluaran pribadi pejabat.
5.
Pembayaran bahan baku
yang tidak diterima.
6.
Pembayaran kepada
karyawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang dia kerjakan.
7.
Pembayaran bunga kepada
pihak terkait dalam jumlah yang melampaui tingkat yang berlaku.
Jika
salah saji tersebut akan diungkapkan dalam audit, penemuannya harus terjadi
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Dua
salah saji yang pertama dapat ditemukan sebagai bagian dari audit siklus
penjualan dan penagihan, tiga salah saji selanjutnya dalam audit siklus akuisis
dan pembayaran, dan dua yang terakhir dalam siklus penggajian dan personalia
serta siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.
Seluruh
jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian dari
pengujian rekonsiliasi bank. Hal tersebut termasuk:
1.
Kegagalan memasukkan
cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek yang beredar, walaupun ia
telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
2.
Kas yang diterima oleh
klien setelah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas pada tahun
berjalan.
3.
Setoran yang dicatat
sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank pada bulan
yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan.
4.
Pembayaran wesel bayar
yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank, tetapi belum dimasukkan dalam
catatan klien.
2.2 Jenis – jenis Akun Kas
Sebelum
membahas pengujian audit atas rekonsiliasi bank klien, kita harus membahas
jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian besar perusahaan, karena
pendekatan auditing terhadap masing-masing akun itu bervariasi. Auditor akan
mengetahui lebih banyak berbagai jenis saldo kas setelah memahami bisnis klien.
Berikut adalah jenis akun kas yang utama.
2.2.1
Akun
Kas Umum (General cash Account)
Akun Kau umum (general cash account)
merupakan kas yang penting bagi sebagian besar organisasi karena hampir semua
penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Sebagai contoh,
pengeluaran untuk siklus akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun
ini, sementara penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan disetorkan
dalam akun ini.
2.2.2 Akun Imprest
Banyak
perusahaan membuat akun penggajian imprest yang terpisah untuk memperbaiki
pengendalian internal terhadap pengeluaran penggajian. Suatu saldo tetap,
seperti sebesar $5.000, dipertahankan dalam akun bank penggajian imprest.
Segera sebelum setiap periode pembayaran, satu cek atau transfer elektronik
ditarik dari akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke
akun penggajian. Setelah mencairkan semua cek penggajian pada akun penggajian
imprest, rekening bank akan memiliki saldo sebesar $5.000. satu-stunya setoran
ke akun itu adalah untuk penggajian meingguan dan setengah bulanan, dan
satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.
Jenis
akun imprest yang agak berbeda terdiri dari satu rekening bank untuk penerimaan
dan satu untuk pengeluaran. Mungkin terdapat beberapa rekening semacam itu
diperusahaan untuk divisi yang berbeda. Semua penerimaan disetorkan dalam akun
imprest, dan totalnya ditransfer ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran
ini ditetapkan atas dasar imprest, tetapi dengan cara yang berbeda dari akun
penggajian imprest. Suatu saldo tetap akan dipertahankan dalam akunimprest, dan
personil yang berwenang dapat bebas menggunakan dana tersebut untuk melakukan
pembayaran asalkan konsisten dengan kebijakan perusahaan. Ketika saldo kas
hampir habis, permohonan pengisian kembali diajukan ke akun pengeluaran imprest
dari akun umum setelah pengeluaran disetujui, biasanya melalui transfer online. Penggunaan akun bank imprest
semacam itu meningkatkan pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran.
2.2.3 Akun Bank Cabang (Branch Bank Account)
Untuk
perusahaan yang beroperasi di lokasi yang berbeda, akan lebih mudah jika
perusahaan memiliki saldo bank yang terpisah di setiap lokasi. Akun bank cabang (branch bank account) berguna untuk membangun hubungan perbankan
di komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang.
Di
beberapa perusahaan, setoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dilakukan di
rekening bank terpisah, dan kelebihan kas akan ditransfer secara elektronik dan
secara periodik ke rekening bank umum kantor utama. Akun cabang dalam contoh
ini hampir sama seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
2.2.4 Dana Kas Kecil Imprest
(Imprest Petty Cash Fund)
Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan
rekening bank, tetapi hampir serupa dengan kas di bank dalam hal
pencantumannya. Akun kas kecil adalah akun sederhana seperti memisahkan
sejumlah kas dalam kotak terkunci untuk beban yang tidak terduga. Dana tersebut
digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih
mudah dan lebih cepat dengan kas ketimbang dengan cek, atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest
dibentuk atas dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya
digunakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum
meliputi perlengkapan minor kantor, perangko, dan sumbangan amal. Akun kas
kecil biasanya tidak melampaui beberapa ratus dolar dan sering kali hanya diisi
kembali satu atau dua kali setiap bulan.
2.2.5 Ekuivalen Kas
Perusahaan
seringkali menginvestasikan kelebihan yang diakumulasi selama bagian tertentu
dari siklus operasi, yang akan diperlukan tidak lama lagi dalam bentuk ekuivalen kas (Cash Equivalent) yang
bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Hal tersebut termasuk deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Ekuivalen kas, yang dapat
sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun
kas hanya jika ekuivalen kas tersebut merupakan investasi jangka pendek yang
siap dikonversi menjadi sejumlah kas tertentu, dan terdapat risiko perubahan
nilai yang tidak signifikan akibat perubahan tingkat bunga. Sekuritas dan
investasi berbunga jangka panjang bukan merupakan ekuivalen kas.
Gambar
tersebut menunjukkan hubungan kas umum dengan akun kas lainnya. Semua kas dapat
berasal dari atau distorkan ke kas umum. Fokus dari sisa bab ini tertuju pada
mengaudit tiga jenis akun: akun kas umum, akun bank penggajian imprest, dan kas
kecil imprest. Akun lainnya agak mirip dengan hal tersebut sehingga kita tidak
perlu membahasnyasecara terpisah.
2.3 Audit atas Akun Kas
Umum
Dalam menguji saldo akhir tahun pada
akun kas umum, auditor harus mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi
apakah kas seperti yang tercantum dalam neraca telah dinyatakan secara wajar
dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo yang digunakan untuk semau pengujian atas rincian saldo
(eksistensi, kelengkapan, keakuratan, pisah batas, dan detail tie-in). Hak atas kas mum, klasifikasi
pada neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diterapkan.
Metodologi
untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo untuk Kas di Bank
2.3.1 Mengidentifikasi Risiko
Bisnis Klien yang Mempengaruhi Kas
Sebagian
besar perusahaan mungkin tidak menghadapai risiko bisnis klien yang signifikan
untuk mempengaruhi saldo kas. Akan tetapi, risiko bisnis klien bisa saja
berasal dari kebijakan manajemen kas yang tidak tepat atau penanganan dana yang
dilakukan pihak lain.
Risiko
bisnis klien kemnngkinan besar berasal dari ekuivalen kas dan jenis investasi
lainnya. Beberapa perusahaan jasa keuangan mengalami kerugian perdagangan yang
besar akibat aktivitas setiap pedagang
yang tersembunyikan oleh salah saji investasi dan saldo kas. Auditor harus
memahami risiko yang berasal dari kebijakan dan strategi investasi klien, serta
pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersebut.
2.3.2 Menetapkan Salah Saji
yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren untuk kas di bank
Saldo
kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas
yang mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu
potensi salah saji kas material sering kali ada.
Kas
lebih rentan terhadap pencurian ketimbang aktiva lainnya. Terdapat risiko
inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan.
Tujuan-tujuan tersebut biasanya menjadi fokus dalam mengaudit saldo kas. Pada
umumnya risiko inheren untuk semua tujuan lainnya adalah rendah.
2.3.3 Menilai risiko
pengendalian
Pengendalian internal terhadap saldo kas
akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua kategori :
1.
Pengendalian terhadap
siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran.
2.
Rekonsiliasi bank
independen.
Sangat penting dalam menilai risiko
pengendalian untuk kas. Sebagai contoh dalam siklus akuisisi pembayaran.
Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi
penandatangani cek dan fungsi utang usaha, penandatanganan cek hanya oleh orang
yang berwenang, penggunaan cek yang telah dipranomori diatas kertas khusus,
mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh penanda tangan cek sebelum cek
ditandatangani, dan verifikasi internal yang memadai. Jika pengendalian yang
mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah beroperasi secara
efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaiman pengujian audit untuk
rekomsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi
bank bulanan terhadap akun bank umum atas
dasar tepat waktu oleh orang yang independen menangani atau mencatat penerimaan
serta pengeluaran kas merupakan pengendalian yang penting terhadap saldo kas
akhir. Rekonsiliasi ini akan memastikan bahwa catatan akuntansi merefleksikan
saldo kas yang sama seperti jumlah aktual kas di bank setelah mempertimbangkan
item-item rekonsiliasi. Lebih penting lagi rekonsiliasi independen memberikan
kesempatan bagi verifikasi internal atas penerimaan dan pengeluaran transaksi
kas. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personel klien yang kompeten meliputi
tindakan-tindakan berikut :
1.
Membandingkan cek yang
dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal, payee, atau pihak
yang dibayar dan jumlahnya.
2.
Memeriksa cek yang
dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan.
3.
Membandingkan setoran
di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal, pelanggan dan
jumlah.
4.
Memeriksa urutan nomor
cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
5.
Merekonsiliasi semua
item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank serta
memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
6.
Merekonsiliasi total
debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
7.
Merekonsiliasi total
kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
8.
Mereview transfer
antarbank pada akhir bulan melihat kesesuaiaan dan pencatatan yang tepat.
9.
Menindaklanjuti cek
yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.
Sebagian besar paket perangkat lunak
akuntansi memasukkan rekonsiliasi bank sebagai bagian dari prosedur akhir
bulan. Walaupun perangkat lunak itu mengurangi tugas klerikal dalam melaksanakan rekonsiliasi bank, penyusunnya
masih harus melakukan sebagian besar prosedur yang disebutkan diatas.
Pengendalian rekonsiliasi bank dapat ditingkatkan dengan cara mereview
rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan yang kompeten segera setelah
rekonsiliasi itu selesai.
2.3.4 Merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalan serta pengujian subtantif atas transaksi
untuk beberapa siklus
Karena
saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan
ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh pengendalian
terhadap penerimaan kas dipelajari di bab 14. Transaksi kas diaudit sepanjang
pengujian siklus transaksi tersebut.
2.3.5 Merancang dan
melaksanakan prosedur analitis untuk kas di bank
Dalam
banyak audit rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu
penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang
penting dibandingkan untuk sebagian besar bidang audit lainnya.
Umumnya
auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi
tahun sebelumnya. Demikian juga auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan
mengungkap salah saji dalam kas.
2.3.6 Merancang pengujian
atas rincian saldo kas di bank untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo
Langkah awal dalam memverifikasi saldo
akun bank umum adalah memperoleh rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan
dalam dokumentasi auditor. Auditor harus menentukan bahwa klien telah membuat
penyesuaian seperti yang dilakukan, jika angka tersebut material.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor
memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dari klien sudah benar.
Tujuan audit yang paling penting adalah eksistensi, kelengkapan, dan
keakuratan. Oleh karena itu, tujuan-tujuan tersebut mendapat perhatian yang
paling besar. Selain tujuan audit yang berhubungan dengan saldo tersebut,
auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan saldo tersebut,
auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan empat penyajian dan
pengungkapan, seperti review notulen dan persetujuan pinjaman untuk menentukan
apakah terdapat pembatasan terhadap kas yang harus diungkapkan. Seperti dalam
semua bidang audit lainnya, prosedur audit aktual tergantung pada materialitas
dan risiko dalam kas yang telah diidentifikasi oleh auditor pada bagian auditor
lainnya.
Berikut adalah tiga prosedur yang layak
dibahas lebih lanjuta karena arti penting dan kompleksnya :
Penerimaan
konfirmasi bank walaupun tidak diharuskan oleh
standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari
setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis,
kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak merespons
permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau meminta
klien untuk berkomunikasi dengan bank. Untuk memudahkan auditor dan juga bankir
yang diminta untuk mengisi konfirmasi bank, AICPA menyetujui penggunaan
formulir konfirmsi bank.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit
melampaui verifikasi atas saldo kas aktual. Biasanya bank konfirmasi informasi
tentang pinjaman dan saldo bank pada formulir yang sama.
Tabel 1.4
|
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas
Rincian Saldo untuk Kas Umum di Bank
|
|
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo
|
Prosedur Pengujian atas Rincian Saldo yang Umum
|
Komentar
|
Kas di bank yang
dinyatakan pada rekonsiliasi difoot dengan benar dan sama dengan buku
besar umum (detail tie-in).
|
Memfoot daftar cek yang beredar dan setoran dalam perjalanan.
Membuktikan rekonsiliasi bank sebagai penambahan dan pengurangan,
termasuk semua item rekonsiliasi.
Menelusuri saldo buku pada rekonsiliasi ke buku besar umum.
|
Pengujian tersebut dilakukan sepenuhnya pada rekonsiliasi bank,
dengan referensi kepada dokumen atau catatan lain kecuali buku besar umum.
|
Kas di bank seperti yang dinyatakan pada rekonsiliasi memang ada
(eksistensi) kas di bank yang ada dicatat (kelengkapan).
Kas di bank yang dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah sudah
akurat (keakuratan).
|
(Melihat diskusi yang diperluas untuk masing-masing).
Penerimaan dan pengujian konfirmasi bank.
Penerimaan dan pengujian laporan pisah batas bank.
Pengujian rekonsiliasi bank.
Pengujian yang diperluas dari rekonsiliasi bank.
Bukti kas.
Pengujian untuk kiting.
|
Ini adalah tiga tujuan yang paling penting untuk kas di bank.
Prosedur itu dikombinasikan karena saling ketergantungan mereka yang erat.
Ketiga prosedur terakhir seharusnya hanya dilakukan jika ada kelemahan
pengendalian internal.
|
Transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dicatat di periode
yang benar (pisah batas).
|
Penerimaan kas:
Menghitung kas di tangan pada hari terakhir tahun tersebut dan
selanjutnya menelusuri deposit dalam perjalanan dan jurnal penerimaan kas.
Menelusuri deposit dalam perjalanan ke laporan bank periode
selanjutnya (laporan pisah batas bank).
Pengeluaran kas:
Mencatat nomor cek terakhir yang digunakan pada hari terakhir
dari tahun dan selanjutnya menelusuri ke cek yang beredar dan jurnal
pengeluaran kas.
Menelusuri cek yang beredar ke laporan bank periode selanjutnya.
|
Ketika penerimaan kas diterima setelah akhir tahun dimasukkan
dalam jurnal, posisi kas yang lebih baik daripada yang sebenarnya ada
ditunjukkan. Hal tersebut disebut “tetap membuka” jurnal penerimaan kas.
Tetap membuka jurnal pengeluaran kas mengurangi utang usaha dan biasanya
menyatakan berlebih rasio lancar.
Prosedur pertama yang disebutkan untuk pengujian pisah batas
penerimaan dan pengeluaran kas mengharuskan kehadiran auditor di tempat klien
pada akhir tahun terakhir tahun tersebut.
|
Bank tidak
bertanggung jawab untuk mencari catatan mengenai saldo bank atau pinjaman
di luar yang dicantumkan dalam formulir oleh klien kantor akuntan publik.
Pernyataan di dekat bagian bawah formulir mewajibkan bank untuk memberi tahu
kantor akuntan publik mengenai setiap pinjaman yang tidak dimasukkan dalam
konfirmasi di mana bank mengetahui hal tersebut. Dampak dari tanggung
jawab terbatas ini adalah mengharuskan auditor untuk memenuhi sendiri
kelengkapan saldo bank dan pinjaman yang belum tercatat itu dengan cara lain.
Demikian juga, bank tidak diharuskan untuk menginformasikan kepada auditor
hal-hal seperti batas kredit, pernyataan saldo kompensasi, atau kewajiban
kontinjen untuk menjamin pinjaman lainnya. Jika auditor menginginkan konfirmasi
jenis informasi ini, mereka harus memperoleh konfirmasi terpisah dari institusi
keuangan mengenai masalah yang menjadi perhatiannya.
Setelah auditor
menerima konfirmasi bank yang lengkap, saldo akun bank yang telah dikonfirmasi
oleh bank harus ditelusuri ke jumlah yang dinyatakan pada rekonsiliasi bank.
Demikian juga, semua informasi lain mengenai rekonsiliasi harus ditelusuri ke
skedul audit yang relevan. Jika konfirmasi bank tidak sama dengan skedul audit,
auditor harus menyelidiki perbedaan tersebut.
Penerimaan
Laporan Pisah Batas Bank. Laporan
pisah batas bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode
parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen
lain yang tercantum dalam laporan bank, yang dikirimkan langsung oleh bank ke
kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk
memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun klien dengan
bukti yang tidak dapat diakses oleh klien. Untuk memenuhi laporan tujuan ini,
auditor meminta klien untuk meminta bank mengirimkan laporan 7 hingga 10 hari
setelah tanggal neraca langsung ke auditor.
Banyak auditor
memverifikasi laporan bank periode selanjutnya jika laporan pisah batas tidak
diterima secara langsung dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah
karyawan klien telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang
menyertai laporan. Jelas, ini adalah pengujian untuk salah saji yang disengaja.
Auditor melaksanakan verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca:
1.
Memfoot
daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit.
2.
Memverifikasi
bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan.
3.
Mereview
item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah
dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan penghapusan
atau perubahan.
Pengujian
Rekonsilasi Bank. Dalam
memverifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi yang ada dalam
laporan pisah batas bank untuk memverifikasi kelayakan item yang
direkonsiliasi. Verifikasi atas rekonsiliasi yang dilakukan auditor melibatkan beberapa
prosedur:
1.
Memverifikasi
bahwa rekonsiliasi bank klien sudah akurat secara matematis.
2.
Menelusuri
saldo pada konfirmasi bank dan/atau saldo awal pada laporan pisah batas ke
saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut sama.
3.
Menelusuri
cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan dengan laporan
pisahn batas bank ke daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank dan ke
jurnal pengeluaran kas pada periode itu atau periode-periode sebelum tanggal
neraca. Semua cek yang telah dikliring oleh bank setelah tanggal neraca dan
dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas juga harus dimasukkan dalam daftar cek
yang beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, cek itu harus
dimasukkan sebagai cek yang beredar jika belum dikliring sebelum tanggal
neraca, cek itu tidak boleh berada dalam rekonsiliasi bank.
4.
Menyelidiki
semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek yang beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam
penyelidikan ini adalah menelusuri jumlah setiap item yang belum dikliring ke
jurnal pengeluaran kas. Alasan cek itu belum diuangkan harus dibahas dengan
klien, dan jika auditor khawatir mengenai kemungkinan adanya kecurangan, saldo
utang usaha vendor harus dikonfirmasi untuk menentukan apah vendor telah
mengakui penerimaan kas dalam catatannya. Selain itu, cek yang dibatalkan juga
harus diteliti sebelum hari terakhir audit jika cek tersebut tersedia.
5.
Menelusuri
setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank. Semua penerimaan kas yang
belum disetorkan ke bank pada akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah
batas bank untuk memastikan bahwa hal itu disetorkan segera setelah awal tahun
yang baru.
6.
Memperhitungkan
item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal
tersebut termasuk item seperti beban jasa bank, kesalahan dan koreksi bank, dan
transaksi belum tercatat yang didebet atau dikredit secara langsung ke akun
bank oleh bank. Item yang direkonsiliasi tersebut harus diselidiki untuk
memastikan bahwa item itu telah diperlakukan secara tepat oleh klien.
2.4 Prosedur Yang Berorientasi Kecurangan
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor
harus mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal,
jenis kecurangan yang mungkin terjadi akibat kelemahan itu, materialitas
kecurangan yang potensial, dan prosedur audit yang paling efektif dalam
mengungkapkan kecurangan. Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam
bidang penerimaan kas termasuk:
1.
Konfirmasi
piutang usaha.
2.
Pengujian
yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping.
3.
Mereview
ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa.
4.
Membandingkan
pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya.
5.
Memeriksa
persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan
serta pengurangan
Untuk
mengungkap kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo kas akhir
tahun prosedurnya adalah: memperluas pengujian rekonsiliasi bank, bukti kas, dan
pengujian transfer antarbank.
2.4.1 Memperluas
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Jika auditor
yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan sengaja, maka
tepat melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur
yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan dalam
jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah dimasukan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar, dan memverifikasi apakah semua
item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara benar. Mari kita
asumsikan bahwa ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir
tahun klien adalah tanggal 31 Desember. Dengan menggunakan pendekatan umum,
auditor:
1.
Memulai
dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan semua item yang
direkonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan bank
bulan Desember.
2.
Membandingkan
semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam laporan bank
bulan Desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas.
3.
Menelusuri
semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan November dan
jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan Desember ke rekonsiliasi bank
tanggal 31 Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah dimasukan.
4.
Memverifikasi
bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31 Desember
menyajikan item dari rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal bulan Desember
yang belum dikliring oleh bank.
Selain keempat pengujian tersebut, auditor juga
harus melaksanakan prosedur setelah akhir tahun dengan menggunakan laporan
pisah batas bank.
2.4.2 Bukti Kas
Auditor
terkadang menyiapkan bukti kas ketika klien memiliki kelemahan pengendalian
internal terhadap kas. Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah
hal-hal berikut dilakukan:
1.
Semua
penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
2.
Semua
setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi.
3.
Semua
pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank.
4.
Semua
jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat.
Bukti kas (proof of cash) memasukan empat tugas
rekonsiliasi berikut:
1.
Merekonsiliasi
saldo di laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode bukti kas.
2.
Merekonsiliasi
penerimaan kas yang disetorkan per bank dengan penerimaan yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas selama periode tertentu.
3.
Merekonsiliasi
kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat di jurnal pengeluaran
kas selama periode tertentu.
4.
Merekonsiliasi
saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode bukti
kas.
Bukti
kas jenis ini sering kali disebut bukti kas empat kolom yang masing-masing
kolom berisi jenis informasi yang disebutkan di atas. Bukti kas dapat
dilaksanakan untuk satu atau lebih bulan internim, sepanjang tahun, atau bulan
terakhir dari suatu tahun. Hal yang menjadi perhatian dari buku kas bulan
internim, bukanlah saldo kas akhir. Akan tetapi, auditor berfokus pada
merekonsiliasi jumlah yang dicatat dalam buku dengan jumlah yang dimasukan
dalam laporan bank.
Ketika
mengumpulkan bukti kas, auditor mengombinasikan pengujian substantif atas
transaksi dengan pengujian atas rincian saldo. Penerimaan bukti kas adalah
pengujian atas transaksi yang tercatat, sementara rekonsiliasi bank adalah
pengujian atas saldo kas pada suatu waktu tertentu. Bukti kas merupakan metode
yang jitu untuk membandingkan penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat
dengan rekening bank dan dengan rekonsiliasi bank. Akan tetapi, bukti
pengeluaran kas tidak efektif untuk mengungkapkan cek yang ditulis dalam jumlah
yang tidak sesuai, cek palsu, atau salah saji lainnya di mana jumlah dolar yang
mucul dalam catatan pengeluaran kas tidak benar. Demikian juga, bukti
penerimaan kas tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan pencurian kas atau
pencatatan dan penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.
2.4.3 Pengujian Transfer Antarbank
Para penggelap
uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai kiting: mentransfer uang dari satu bank
ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar. Mendekati
tanggal neraca, sebuah cek ditarik dari satu rekening bank dan dengan segera
disimpan di rekening kedua untuk dikredit sebelum akhir periode akuntansi.
Dalam melakukan transfer tersebut, penggelap uang memastikan bahwa cek disimpan
pada saat-saat terakhir sehingga tidak dikliring oleh bank pertama hingga akhir
periode. Jika transfer antarbank tidak dicatat hingga setelah tanggal neraca,
jumlah yang ditransfer dicatat sebagai aktiva di kedua bank. Walaupun terdapat
cara lain untuk melakukan kecurangan ini, masing-masing melibatkan peningkatan
saldo rekening bank untuk menutupi kekurangan karena menggunakan transfer
antarbank itu.
Untuk menguji
kiting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank, auditor
dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan
setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam skedul
transfer antarbank.
1.
Ketepatan
informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi.
Auditor
harus membandingkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul dengan
catatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan bahwa informasi
tersebut akurat. Begitu pula, tanggal pada skedul transfer yang diterima dan
dikeluarkan harus disesuaikan dengan laporan bank. Terakhir, catatan
pengeluaran dan penerimaan kas harus diperiksa untuk memastikan bahwa semua
transfer beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca saldo telah dimasukan
dalam skedul. (Tanda (ü) menunjukan bahwa langkah-langkah tersebut telah
dilakukan).
2.
Transfer
antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima dan bank yang
mengeluarkan.
Jika,
misalnya, terdapat transfer sebesar $10.000 dari Bank A ke Bank B tapi hanya
pengeluaran yang dicatat, maka hal tersebut membuktikan bahwa terdapat usaha
untuk menutupi pencurian kas.
3.
Tanggal
pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus berada dalam
tahun fiskal yang sama.
Jika
suatu penerimaan kas dicatat di tahun fiskal saat ini dan pengeluaran di tahun
fiskal berikutnya, mungkin terdapat usaha untuk menutupi kekurangan kas.
4.
Pengeluaran
dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari
rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai cek yang beredar.
Kurang
saji mengenai cek yang beredar pada rekonsiliasi bank menunjukan kemungkinan
adanya kiting.
5.
Penerimaan
dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari
rekonsiliasi bank athir tahun dengan benar, sebagai setoran dalam perjalanan.
Lebih
saji setoran dalam perjalanan di rekonsiliasi bank mengindikasikan kemungkinan
kiting.
Walaupun pengujian audit untuk transfer antarbank
biasanya berorientasi pada kecurangan, pengujian tersebut sering kali dilakukan
pada audit di mana terdapat sejumlah transfer bank, tanpa memperhatikan
pengendalian internal. Selain kemungkinan kiting, penangan transfer yang salah
dapat menghasilkan salah klasifikasi antara kas dan utang usaha. Materialitas
transfer dan kemudahan melaksanakan pengujian membuat banyak auditor yakin
bahwa prosedur tersebut harus selalu dilaksanakan.
2.5 Audit atas Akun Bank
Penggajian Impres
Pengujian atas rekonsiliasi bank
seharusnya hanya memerlukan waktu beberapa menit jika terdapat akun bank
penggajian imprest dan rekonsiliasi independen teharap rekening bank, seperti
yang telah dijelaskan untuk akun umum. Pada umumnya, satu-satunya item rekonsiliasi
adalah cek yang beredar. Untuk sebagian besar audit, mayoritas masalah-masalah
tersebut selesai segera setelah cek diterbitkan. Dalam menguji saldo rekening
bank penggajian, auditor harus memperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank,
dan laporan pisah batas bank. Prosedur rekonsiliasi dilaksanakan dengan cara
yang sama seperti yang telah dijelaskan untuk kas umum kecuali bahwa pengujian
cek yang beredar pada umumnya terbatas pada pengujian kewajaran. Biasnya,
prosedur lebih lanjut diperlukan jika pengendalian tidak memadai atau jika
rekening bank tidak terekonsiliasi dengan saldo kas imprest buku besar umum.
2.6
Audit
atas Kas Kecil Impres
Kas kecil (petty cash) adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya seringkali
tidak material, banyak auditor memverifikasi kas kecil terutama karena potensi
penggelapan dan ekspektasi klien bahwa auditor akan memeriksa akun tersebut,
walaupun jumlahnya tidak material.
2.6.1 Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian
internal yang paling penting untuk kas kecil adalah penggunaan dana imprest
menjadi tanggung jawab dari seorang individu. Selain itu, dana kas kecil juga
tidak boleh digabungkan dengan penerimaan lain, dan dana tersebut seharusnya
dipisahkan semua aktivitas lainnya. Harus ada pembatasan dalam setiap
pengeluaran dari kas kecil, sebagaimana total jumlah dana. Jenis pengeluaran
yang dapat dilakukan dari transaksi kas kecil juga harus didefinisikan dengan
baik oleh kebijakan perusahaan.
Jika dilakukan
pengeluaran dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai memerlukan
persetujuan pejabat berwenang menggunakan formulir kas kecil yang telah diberi
nomor terlebih dahulu. Total kas aktual dan cek di dalam dana, ditambah total
formulir kas kecil yang belum dicairkan yang digunakan untuk pengeluaran, harus
sama dengan total jumlah dana kas kecil yang dinyatakan dalam buku besar umum.
Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil akan
dilakukan oleh seorang auditor internal atau pejabat yang berwenang lainnya.
Jika saldo kas
kecil menurun, cek yang dibayarkan kepada penjaga kas kecil harus dituliskan
pada akun kas umum untuk pengisian kembali kas kecil. Cek tersebut seharusnya
memiliki jumlah yang sama dengan jumlah yang tertera pada voucher yang telah
diberi nomor, dan diserahkan sebagai bukti dari pengeluaran aktual. Voucher
tersebut harus diverifikasi oleh petugas utang usaha dan dibubuhi cap untuk
mencegah penggunaan ulang.
2.6.2 Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dalam
memverifikasi kas kecil terletak pada pengujian pengendalian terhadap transaksi
kas kecil dan bukan pada saldo akhir tahun. Meskipun jumlah dana kas kecil itu
sedikit, bisa saja ada sejumlah besar transaksi yang tidak benar jika dana itu
sering diisi kembali.
Dalam menguji
kas kecil, auditor harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana dengan
membahas pengendalian internal dengan pemegang kas kecil dan memeriksa
dokumentasi untuk beberapa transaksi. Ketika risiko pengendalian dinilai rendah
dan sedikit pembayaran penggantian muncul selama tahun tersebut, biasanya
auditor tidak menguji lebih lanjut, dengan alasan tidak material. Ketika
auditor menguji kas kecil, dua prosedur yang paling umum adalah menghitung
saldo kas kecil dan melaksanakan pengujian mendetil terhadap salah satu dari
dua transaksi penggantian. Prosedur utama seharusnya memasukan:
1.
Footing
voucher kas kecil yang mendukung jumlah penggantian.
2.
Memeriksa
urutan voucher kas kecil.
3.
Memeriksa
voucher kas kecil dalam hal otorisasi dan pembatalan.
4.
Memeriksa
dokumen yang dilampirkan, yang sering kali memasukan pita register kas, faktur,
dan bukti pembayaran, sebagai bukti.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan kapan pun
sepanjang tahun, tetapi untuk memudahkan auditor, pengujian itu biasanya
dilakukan pada tanggan internim. Jika saldo dalam dana kas kecil dianggap
material, tetapi jarang terjadi, dana tersebut harus dihitung pada akhir tahun.
Pengeluaran yang tidak ditebus juga harus diperiksa sebagai bagian dari
perhitungan untuk menentukan apakah jumlah dari beban yang tidak dicatat
material/tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pembahasan singkat
mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya memiliki
peran ganda:
1.
Hal tersebut
menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi dalam audit
kas.
2.
Hal tersebut membantu
kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang memadukan berbagai siklus
transaksi.
Jenis akun kas utama yang umumnya
digunakan oleh sebagian besar perusahaan:
1.
Akun
kas umum.
2.
Akun
imprest.
3.
Akun
bank cabang
4.
Dana
kas kecil imprest
5.
Ekuivalen
kas
Dalam menguji saldo akhir tahun pada
akun kas umum, auditor harus mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi
apakah kas seperti yang tercantum dalam neraca telah dinyatakan secara wajar
dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo yang digunakan untuk semau pengujian atas rincian saldo
(eksistensi, kelengkapan, keakuratan, pisah batas, dan detail tie-in). Hak atas kas mum, klasifikasi
pada neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diterapkan.
Dalam menguji
saldo rekening bank penggajian, auditor harus memperoleh rekonsiliasi bank,
konfirmasi bank, dan laporan pisah batas bank. Prosedur rekonsiliasi
dilaksanakan dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan untuk kas umum
kecuali bahwa pengujian cek yang beredar pada umumnya terbatas pada pengujian
kewajaran. Biasnya, prosedur lebih lanjut diperlukan jika pengendalian tidak
memadai atau jika rekening bank tidak terekonsiliasi dengan saldo kas imprest
buku besar umum.
Pengendalian
internal yang paling penting untuk kas kecil adalah penggunaan dana imprest
menjadi tanggung jawab dari seorang individu. Selain itu, dana kas kecil juga
tidak boleh digabungkan dengan penerimaan lain, dan dana tersebut seharusnya
dipisahkan semua aktivitas lainnya. Harus ada pembatasan dalam setiap
pengeluaran dari kas kecil, sebagaimana total jumlah dana. Jenis pengeluaran
yang dapat dilakukan dari transaksi kas kecil juga harus didefinisikan dengan
baik oleh kebijakan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens,
A.A., dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 2.
Jakarta: Erlangga (Edisi Keduabelas)
https://www.slideserve.com/niesha/audit-atas-saldo-kas
Saya Widaya Tarmuji, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah TRACY MORGAN LOAN FIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
ReplyDeleteTapi Tracy Morgan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: tracymorganloanfirm@gmail.com. Email pribadi saya sendiri: widayatarmuji@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
DeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.
Saya Widaya Tarmuji, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah TRACY MORGAN LOAN FIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
ReplyDeleteTapi Tracy Morgan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: tracymorganloanfirm@gmail.com. Email pribadi saya sendiri: widayatarmuji@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
ReplyDeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut